Kadangorang berucap "kalau semua yang terjadi adalah takdir ALLAH, kenapa harus sibuk ikthiar, duduk manis saja menunggu takdir" inilah pasrah, kira-kira apa yang akan kita dapat ketika kita hanya pasrah tanpa ikhtiar? satu lagi yang perlu diingat takdir ALLAH adalah akhir dari ikhtiar, dimana ikthiar dulu baru takdir.
Nasehat Dhuha Rabu, 1 Desember 2022 25 Rabiul Akhir 1443 H Oleh Tim Humas BMI Klikbmi, Tangerang- Tema yang diangkat hari ini adalah hidup adalah titipan Allah semata. Kita sering merasa bersedih ketika kehilangan dan menganggap kesedihan itu adalah hal yang wajar. Memang hal ini sangat manusiawi. , namun jika memaknai lebih dalam, kita akan menyadari bahwa sebenarnya kita tak pernah benar-benar kehilangan apapun. Pasalnya, segala yang kita miliki merupakan titipan Allah, Jika kita merasa memiliki sesuatu, bisa harta kekayaan, pangkat jabatan, pasangan, anak-anak, rumah, kendaraan, dan lain sebagainya dari urusan dunia ini, maka yakinilah bahwa semua itu hanya titipan. Bahkan diri kita pun hanyalah titipan. Kita tidak memiliki apa-apa jika Allah SWT tidak memberi kepada kita. Kita tidak punya apa-apa jika AllAh tidak menghendakinya. Selayaknya sebuah titipan, pasti ada saatnya titipan itu diambil kembali oleh sang pemilik. Itulah sebabnya orang-orang yang mendapat keberkahan sempurna serta petunjuk dari Allah sangat mengetahui hal ini, dan alih-alih merasa sedih telah kehilangan. Mereka akan menghibur diri dengan mengucapkan “Innalillaahi wa inna ilaihi rojiun” yang bermakna “Sesungguhnya segala sesuatu berasal dari Allah dan akan kembali padaNya”. Mereka tahu bukan sedang kehilangan sesuatu, melainkan ada titipan’ yang sudah harus dikembalikan. Kesehatan, kekayaan, dan orang-orang yang kita cintai adalah berkah yang dipinjamkan Allah SWT, namun tak jarang manusia lupa berkah tersebut hanyalah titipan yang dapat diambil kapan pun. Dan, juga akan ada saatnya sang pemiliki mempertanyakan apa yang telah terjadi dengan titipannya. Maka, demikian pula dengan titipan Allah SWT kepada kita. Rasululloh SAW bersabda لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ ، وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ “Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya dimintai pertanggungjawaban tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya.”HR. Tirmidzi Mata kita, digunakan untuk apa? Apakah untuk membaca dan merenungi tanda-tanda kebesaran Alloh Swt. sehingga makin kuat iman kita kepada-Nya, ataukah justru digunakan untuk bermaksiat? Lisan kita, digunakan untuk apa? Apakah basah dengan dzikir dan ucapan-ucapan yang Alloh ridhoi, ataukan sibuk dengan ucapan dusta dan sia-sia? Demikian juga dengan berbagai hal yang menurut kita adalah milik kita, untuk apakah digunakan, apakah untuk mendekat kepada Alloh atau malah menjauhi-Nya? Maasyaa Allah, setiap segala sesuatu adalah milik Allah dan akan kembali kepada-Nya. Allah SWT berfirman, وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۚ وَإِلَى اللَّهِ تُرْجَعُ الْأُمُورُ Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allahlah dikembalikan segala urusan.” QS. Ali Imron [3] 109 Semoga Allah SWT, senantiasa memberikan hidayah-Nya kepada kita sehingga kita senantiasa menyadari bahwa segala kita yang miliki adalah titipan dari Allah SWT. yang pasti kelak akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan-Nya. Semoga kita termasuk orang yang amanah dalam mengemban amanah tersebut untuk hanya dipergunakan pada urusan-urusan yang Allah ridhoi. Aamiin yaa Robbal aalamiin. Mari terus ber-ZISWAF Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 BSI eks BNI Syariah a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI 0000000888.Togar Harahap/Klikbmi
Ahmad Hadis ini, menjelaskan tentang menjaga kelestarian hidup binatang dengan larangan mengebirinya. Mengebiri binatang adalah merekayasa sedemikian rupa terhadap mahluk hidup agar tidak dapat bereproduksi. Ada pengebirian binatang yang dilakukan dengan membuang sebagian organ reproduksinya ada juga yang tetap mengupayakan mengupayakan agar
Saudaraku, SAAT ini banyak di antara kita yang sombong dengan apa yang dimilikinya. Mereka bangga dengan harta, pangkat, jabatan, rumah, kendaraan, gelar dan lain sebagainya. Padahal benarkah itu semua milik kita? Saudaraku, Sesungguhnya apa-apa yang kita miliki di dunia ini hanyalah titipan dari Allah SWT. Maka sungguh sangat dangkat hidup kita jika kita beranggapan bahwa apa yang kita gunakan saat ini adalah milik kita. Betapa hidup kita tidak bernilai jika hanya menjadikan perhiasan dunia sebagai tolak ukur kemuliaan. Sungguh konyol jika kita merasa terhormat oleh bungkus, sedangkan terhadap isi kita abai. Tidakkah kita sadar bahwa semua itu tiada lain hanyalah titipan dari Allah Swt. Bahkan kita hidup di dunia pun hanya nebeng saja, dan alam semesta ini mutlak adalah milik Allah Swt. Lantas apa yang pantas kita sombongkan sebenarnya? Tidak ada sedikitpun. Di dalam Al Quran terdapat hikmah yang sangat besar terkandung dalam nasehat Luqman kepada putranya. Allah Swt. berfirman, “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” QS. Lukman [31] 18. Saudaraku, Kehidupan kita adalah karunia dari Allah. Hanya Allah yang mencukupi rezeki kita, melimpahi kita dengan berbagai karunia-Nya. Bumi ini hanya milik Allah, sedangkan kita hanya nebeng sementara dan hanya sebentar saja.[] Sumber Nasihat-nasihat Aa Gym
Saudaraku jika kita merasa memiliki sesuatu, bisa harta kekayaan, pangkat jabatan, pasangan, anak-anak, rumah, kendaraan, dan lain sebagainya dari urusan dunia ini, maka yakinilah bahwa semua itu hanya titipan. Bahkan diri kita pun hanyalah titipan. Kita tidak memiliki apa-apa jika Alloh Swt. tidak memberi kepada kita.
Yang harus engkau ingat dalam benakmu … Hartamu hanyalah titipan ilahi. Allah Ta’ala berfirman, آَمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَأَنْفِقُوا مِمَّا جَعَلَكُمْ مُسْتَخْلَفِينَ فِيهِ فَالَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَأَنْفَقُوا لَهُمْ أَجْرٌ كَبِيرٌ “Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan sebagian dari hartanya memperoleh pahala yang besar.” QS. Al Hadiid 7 Faedah dari ayat di atas Pertama Perintah untuk beriman pada Allah dan Rasul-Nya. Kedua Dorongan untuk berinfak. Ketiga Pahala yang besar di balik, iman dan infak. Keempat Al Qurthubi menjelaskan, “Ayat ini merupakan dalil bahwa pada hakekatnya harta tersebut milik Allah. Hamba tidaklah memiliki apa-apa melainkan apa yang Allah ridhoi. Siapa saja yang menginfakkan hartanya pada jalan Allah sebagaimana halnya seseorang yang mengeluarkan harta orang lain dengan seizinnya, maka ia akan mendapatkan pahala yang melimpah dan amat banyak. ” Al Qurtubhi sekali lagi mengatakan, “Hal ini menunjukkan bahwa harta kalian bukanlah miliki kalian pada hakikatnya. Kalian hanyalah bertindak sebagai wakil atau pengganti dari pemilik harta tersebut yang sebenarnya. Oleh karena itu, manfaatkanlah kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya untuk memanfaatkan harta tersebut di jalan yang benar sebelum harta tersebut hilang dan berpindah pada orang-orang setelah kalian. ” Lantas Al Qurtubhi menutup penjelasan ayat tersebut, “Adapun orang-orang yang beriman dan beramal sholih di antara kalian, lalu mereka menginfakkan harta mereka di jalan Allah, bagi mereka balasan yang besar yaitu SURGA.” Tafsir Al Qurthubi, 17/238 Intinya maksud Al Qurthubi, harta hanyalah titipan ilahi. Semua harta Allah izinkan untuk kita manfaatkan di jalan-Nya dalam hal kebaikan dan bukan dalam kejelekan. Jika harta ini pun Allah ambil, maka itu memang milik-Nya. Tidak boleh ada yang protes, tidak boleh ada yang mengeluh, tidak boleh ada yang merasa tidak suka karena manusia memang orang yang fakir yang tidak memiliki harta apa-apa pada hakikatnya. Renungkanlah hal ini … ! Penulis Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Panggang-GK, 25 Jumadil Awwal 1431 H
Didalam hadits yang shohih, Rasullullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah menceritakan : di dalam fikiran saya mngkin ini teguran dari allah atas semua perbuatan yang telah saya lakukan lupa akan semua harta yg di dunia ini hanya titipan,lupa akan setiap harta yg di miliki ada hak2 orang lain,lupa akan maha pencipta.
Oleh Mutiara AiniPada hakikatnya, kehidupan itu tidak selamanya diwarnai oleh kesenangan. Manusia seringkali menilai kesenangan dengan ukuran materi, harta atau jabatan. Sehingga tidak sedikit orang yang banting tulang siang dan malam, tidak kenal waktu hanya sekadar untuk memperoleh apa yang dianggapnya bisa mendatangkan kebahagiaan dan manusia tidak menghiraukan lagi halal dan haram demi memperoleh pandangan sebagai orang yang sukses atas harta dan jabatannya. Padahal, variabel–variabel tersebut tidak otomatis selalu melekat dengan yang namanya Subhanahu Wa Ta'ala berfirmanوَمَا أُوتِيتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَمَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَزِينَتُهَا ۚ وَمَا عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَwa maaa uutiitum ming syai`ing fa mataa'ul-hayaatid-dun-yaa wa ziinatuhaa, wa maa 'ingdallohi khoiruw wa abqoo, a fa laa ta'qiluun"Dan apa saja kekayaan, jabatan, keturunan yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kesenangan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Tidakkah kamu mengerti?" QS. Al-Qasas 28 Ayat 60Ayat ini menjelaskan bahwa apa yang diberikan Allah bagi manusia baik berupa harta benda, jabatan, maupun keturunan merupakan kesenangan duniawi. Semuanya hanya titipan Allah. Termasuk anak, istri, suami kita. Tidak ada yang abadi di dunia ini. Semuanya titipan Allah. Tinggal kita mau merenunginya atau tidak?Kehidupan dunia dengan segala perhiasannya belum tentu menjamin keselamatan dan kebahagiaan. Sebaliknya, pahala yang ada di sisi Allah yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang taat adalah lebih baik, karena yang demikian itu kekal dan abadi. Berbeda dengan kesenangan duniawi yang dipujanya padahal waktunya terbatas sekali, dan setelah itu habis dan ambil contoh kejadian sehari-hari yang dialami oleh tukang parkir, berbagai merek mobil atau motor datang menghampirinya. Dari yang mahal hingga yang murah. Dari yang masih mulus sampai yang sudah penyok. Sesaat saja, tukang parkir bisa menguasai puluhan atau ratusan kendaraan. Ingat, untuk beberapa saat saja!Begitu juga harta yang kita miliki hari ini, bisa jadi esok atau lusa akan menjadi milik orang lain. Begitupun dengan jabatan yang kita perjuangkan dengan berbagai cara, kalaupun bisa diraih, nantinya akan dilepaskan juga. Semua hanya sementara, semua hanya titipan untuk sementara saja dan akan dimintai pertanggung jawaban dihadapan Allah Saw. bersabda, “Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya dimintai pertanggungjawaban tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya.”HR. Tirmidzi.Kita tidak memiliki apa-apa jika Allah Swt. tidak memberi dan menghendaki-Nya kepada kita.“Semua orang di dunia ini adalah tamu, sedangkan harta seluruhnya adalah titipan. Semua tamu pasti pergi, sedangkan barang titipan itu harus dikembalikan kepada pemilik” Ibnu Mas’ud.Semoga Allah Swt. senantiasa memberikan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita senantiasa menyadari, bahwa segala yang kita miliki hanyalah titipan dari Sang Pencipta dan kelak akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan-Nya. Semoga kita termasuk orang yang amanah dalam mengemban amanah, dan hanya dipergunakan pada hal-hal yang Allah ridai. Aamiin yaa Robbal aalamiin~والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”
Gimanakalo ada keperluan ngedadak? Dan sebagainya. Akhirnya saya inget pelajaran etika islam sewaktu saya kuliah. Kata dosen agama saya pa tontowi, semua harta dan apapun yang kita miliki hanyalah titipan Allah, Allah lah OWNER yang sebenarnya, bukan kita. Kita hanyalah bendahara Allah yang harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan owner.
Darisemua contoh hadits dan ayat di atas disimpulkan bahwa kullu tidak harus bermakna semua ada juga yang bermakna sebagian. Siapa yang beranggapan kullu hanya bermakna semua sungguh telah mengada-ngada. Jadi kata kullu bidah dholalah dapat diartikan 'sebagian bid`ah adalah sesat'. Artinya ada sebagian bidah yang baik.
Artinya "Barangsiapa menuntut ilmu hanya ingin digelari ulama, untuk berdebat dengan orang bodoh, supaya dipandang manusia, Allah akan memasukkannya dalam neraka. " [HR. Tirmidzi, no. 2654 dan Ibnu Majah, no. 253. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan].
Sejatinya semua harta yang kita miliki adalah hanya titipan dari Allah. Semuanya bisa saja hilang dengan sekejap mata jika Allah menghendaki. Maka sudah seharusnya harta yang kita miliki juga dipisahkan untuk orang-orang yang kurang mampu sebagai sedekah.
w16o2T. l4w6bdgfzw.pages.dev/64l4w6bdgfzw.pages.dev/37l4w6bdgfzw.pages.dev/437l4w6bdgfzw.pages.dev/166l4w6bdgfzw.pages.dev/296l4w6bdgfzw.pages.dev/303l4w6bdgfzw.pages.dev/357l4w6bdgfzw.pages.dev/211
hadits semua hanya titipan allah